Sabtu, 23 Maret 2019

LAPORAN BIOLOGI ACARA II PENGENALAN JARINGAN

 BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem terestrial (daratan). Dalam mempelajari struktur dan fungsi organ tertentu, seseorang harus meninjau dari konteks tumbuhan secara kesuluruhan. Berdasarkan perkembangbiakan bijinya, pada umumnya tumbuhan terbagi menjadi dua golongan yaitu Gymnospermae dan Angiospermae.
Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka di mana bijinya tidak tertutup oleh daun buah. Angiospermae adalah tumbuhan dengan ciri biji tertutup oleh daun buah dan dibedakan kedalam dua jenis yaitu dikotil dan monokotil. Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua, contohnya kacang tanah, kacang hijau, mangga, dan lain sebagainya. Sedangkan, monokotil adalah tumbuhan yang memiliki biji berkeping satu misalnya kelapa, padi, bawang merah, dan masih banyak lagi.
Tujuan dilaksanakannya praktikum biologi mengenai jaringan ini adalah agar praktikan dapat jelas dalam membedakan bagian tumbuhan dan mengetahui fungsinya, selain itu juga untuk menambah pengetahuan mengenai macam-macam jaringan pada tumbuhan baik dikotil maupun monokotil, pada bagian batang maupun akar. Manfaat praktikum ini agar dapat membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil melalui struktur tubuhnya.
BAB II
MATERI DAN METODE
Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Jaringan Tumbuhan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 30 November 2013 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboraturium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

2.1.      Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang jagung (Zea mays) sebagai tumbuhan monokotil yang akan diamati, dan akar kacang tanah (Arachis hipogea) sebagai tumbuhan dikotil yang akan diamati. Alat yang digunakan dalam praktikum biologi mengenai pengenalan jaringan tumbuhan meliputi silet untuk menyayat akar dan batang tumbuhan yang digunakan dalam praktikum, mikroskop untuk mengamati sel secara mikroskopis, kaca objek dan kaca penutup sebagai wadah meletakkan objek yang akan diamati, dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan.
2.2 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum biologi mengenai pengenalan jaringan tumbuhan adalah mengamati preparat awetan batang jagung (Zea mays) dan akar kacang tanah (Arachis hipogea) yang telah diletakkan pada mikroskop. Kemudian mengamatinya menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40X dan 100X pada batang tanaman jagung (Zea mays), dan 40X dan 100X pada akar kacang tanah (Arachis hipogea). Setelah itu mennggambar hasil pengamatan dalam buku laporan sementara.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.            Struktur Jaringan Batang Tanaman Jagung (Zea mays)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengenalan zaringan tumbuhan jagung (Zea maysdengan bantuan mikroskop perbesaran 40dan 100X  diperoleh hasil sebagai berikut:
  Ilustrasi 6 : Batang Tanaman Jagung (Zea mays)

Keterangan :
1.        Xylem
2.        Floem
3.        Epidermis

Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan tumbuhan pada pengamatan preparat batang tanaman jagung (Zea mays) perbesaran 40X dan 100X terlihat xylemfloem dan epidermis. Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu contoh tumbuhan dikotil. Pada tumbuhan dikotil memiliki kambium. Hal ini sependapat dengan Sutrisna (2006) yang menyatakan bahwa pada batang dikotil, antara xylem dan floem terdapat jaringan kambium, yang kemudian disebut kambium vaskulaer. Dengan adanya kambium vaskuler, batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh membesar.  Hal ini sependapat dengan Irianto (2008) yang menyatakan bahwa pada ikatan pembuluh terdapat kambium yang terletak diantara xylem dan floem. Adanya kambium menyebabkan batang tumbuhan dikotil dapat membesar, hal ini disebabkan oleh aktivitas pembelahan sel dari jaringan meristem pada kambium.

3.2.            Struktur Jaringan Akar Kacang Hijau (Arachis hipogea)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengenalan jaringan tumbuhan kacang (Arachis hipogeadengan perbesaran 40X dan 100X diperoleh hasil sebagai berikut :
Ilustrasi 8 : Akar Kacang  (Arachis hipogea) pembesaran 100X
Keterangan :
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Perisikel
4.      Endodermis
5.      Floem
6.      Xylem
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan tumbuhan pada pengamatan preparat akar tanaman kacang (Arachis hipogea) perbesaran 40X dan 100X terlihat epidermis, korteks, perisikel, endodermis, floem dan xylem. Pada akar kacang tanah (Arachis hipogea) terdapat epidermis yang merupakan bagian dari tumbuhan yang terletak di bagian paling luar pada sebuah jaringan. Epidermis umumnya adalah suatu lapisan tunggal sel-sel yang terbungkus rapat yang menutupi dan melindungi semua bagian muda tumbuhan, “kulit” tumbuhan tersebut Campbell et al., (2003). Hal ini sependapat dengan Sutrisna (2006) yang menyatakan bahwa jaringan pelindung atau epidermis berfungsi melindungi permukaan tumbuhan. Sesuai dengan fungsinya, jaringan epidermis tersusun atas sel–sel yang rapat dan menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan.

1.2.            Perbedaan Tanaman Monokotil dan Dikotil
Berdasarkan pengamatan pada akar kacang tanah (dikotil) terlihat xylem mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang dengan empulur yang kecil atau tanpa empulur, sedangkan pada batang jagung (monokotil) terlihat xylem dan floem letaknya berselang-seling. Pada tumbuhan dikotil memiliki kambium yang berada diantara floem dan xylem. Hal ini sependapat dengan Sutrisna (2006) yang menyatakan bahwa pada batang dikotil, antara xylem dan floem terdapat jaringan kambium, yang kemudian disebut kambium vaskuler. Dengan adanya kambium vaskuler, batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh membesar. Sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium. Hal ini sependapat dengan Irianto (2008) yang menyatakan bahwa batang monokotil umumnya tidak bercabang, tidak berkambium, dan beruas-ruas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.            Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum pengenalan jaringan tumbuhan dapat diketahui bahwa pada tanaman jagung (Zea mays) terlihat xylemfloem dan epidermis, sedangkan pada tanaman kacang (Arachis hipogea) dapat terlihat epidermis, korteks, perisikel, endodermis, floem dan xylem. Berdasarkan perbedaannya dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung (Zea mays) merupakan monokotil dan kacang tanah (Arachis hipogea) merupakan dikotil adalah pengaturan jaringan di dalam stele, kumpulan jaringan pembuluh, yang berbentuk suatu silinder dalam akar. Xylem dan floem juga bergantian didalam stele akar monokotil. Akan tetapi jaringan pembuluhnya mengelilingi suatu pusat dari sel-sel parenkim yang disebut empulur. Pada tumbuhan dikotil dan monokotil stele dikelilingi oleh endodermis, daerah paling dalam sel-sel korteks.
                                                                                                          
4.2.            Saran
Penulis mengajukan saran bahwa didalam melakukan praktikum harus mengefesiensikan waktu, ketepatan dan ketelitian dalam pengamatan. Penggunaan alat-alat yang digunakan dalam praktikum harus hati-hati karena terbatasnya peralatan.

DAFTAR PUSTAKA
Arisworo, D., Yusa, dan Nana Sutrisna. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Jilid 2. Grafindo Media Pratama: Jakarta.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1. Erlangga: Jakarta.



ACARA II
PENGENALAN JARINGAN








 BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem terestrial (daratan). Dalam mempelajari struktur dan fungsi organ tertentu, seseorang harus meninjau dari konteks tumbuhan secara kesuluruhan. Berdasarkan perkembangbiakan bijinya, pada umumnya tumbuhan terbagi menjadi dua golongan yaitu Gymnospermae dan Angiospermae.
Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka di mana bijinya tidak tertutup oleh daun buah. Angiospermae adalah tumbuhan dengan ciri biji tertutup oleh daun buah dan dibedakan kedalam dua jenis yaitu dikotil dan monokotil. Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua, contohnya kacang tanah, kacang hijau, mangga, dan lain sebagainya. Sedangkan, monokotil adalah tumbuhan yang memiliki biji berkeping satu misalnya kelapa, padi, bawang merah, dan masih banyak lagi.
Tujuan dilaksanakannya praktikum biologi mengenai jaringan ini adalah agar praktikan dapat jelas dalam membedakan bagian tumbuhan dan mengetahui fungsinya, selain itu juga untuk menambah pengetahuan mengenai macam-macam jaringan pada tumbuhan baik dikotil maupun monokotil, pada bagian batang maupun akar. Manfaat praktikum ini agar dapat membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil melalui struktur tubuhnya.
BAB II
MATERI DAN METODE
Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Jaringan Tumbuhan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 30 November 2013 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboraturium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

2.1.      Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang jagung (Zea mays) sebagai tumbuhan monokotil yang akan diamati, dan akar kacang tanah (Arachis hipogea) sebagai tumbuhan dikotil yang akan diamati. Alat yang digunakan dalam praktikum biologi mengenai pengenalan jaringan tumbuhan meliputi silet untuk menyayat akar dan batang tumbuhan yang digunakan dalam praktikum, mikroskop untuk mengamati sel secara mikroskopis, kaca objek dan kaca penutup sebagai wadah meletakkan objek yang akan diamati, dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan.
2.2 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum biologi mengenai pengenalan jaringan tumbuhan adalah mengamati preparat awetan batang jagung (Zea mays) dan akar kacang tanah (Arachis hipogea) yang telah diletakkan pada mikroskop. Kemudian mengamatinya menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40X dan 100X pada batang tanaman jagung (Zea mays), dan 40X dan 100X pada akar kacang tanah (Arachis hipogea). Setelah itu mennggambar hasil pengamatan dalam buku laporan sementara.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.            Struktur Jaringan Batang Tanaman Jagung (Zea mays)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengenalan zaringan tumbuhan jagung (Zea maysdengan bantuan mikroskop perbesaran 40dan 100X  diperoleh hasil sebagai berikut:
  Ilustrasi 6 : Batang Tanaman Jagung (Zea mays)

Keterangan :
1.        Xylem
2.        Floem
3.        Epidermis

Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan tumbuhan pada pengamatan preparat batang tanaman jagung (Zea mays) perbesaran 40X dan 100X terlihat xylemfloem dan epidermis. Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu contoh tumbuhan dikotil. Pada tumbuhan dikotil memiliki kambium. Hal ini sependapat dengan Sutrisna (2006) yang menyatakan bahwa pada batang dikotil, antara xylem dan floem terdapat jaringan kambium, yang kemudian disebut kambium vaskulaer. Dengan adanya kambium vaskuler, batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh membesar.  Hal ini sependapat dengan Irianto (2008) yang menyatakan bahwa pada ikatan pembuluh terdapat kambium yang terletak diantara xylem dan floem. Adanya kambium menyebabkan batang tumbuhan dikotil dapat membesar, hal ini disebabkan oleh aktivitas pembelahan sel dari jaringan meristem pada kambium.

3.2.            Struktur Jaringan Akar Kacang Hijau (Arachis hipogea)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengenalan jaringan tumbuhan kacang (Arachis hipogeadengan perbesaran 40X dan 100X diperoleh hasil sebagai berikut :
Ilustrasi 8 : Akar Kacang  (Arachis hipogea) pembesaran 100X
Keterangan :
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Perisikel
4.      Endodermis
5.      Floem
6.      Xylem
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan tumbuhan pada pengamatan preparat akar tanaman kacang (Arachis hipogea) perbesaran 40X dan 100X terlihat epidermis, korteks, perisikel, endodermis, floem dan xylem. Pada akar kacang tanah (Arachis hipogea) terdapat epidermis yang merupakan bagian dari tumbuhan yang terletak di bagian paling luar pada sebuah jaringan. Epidermis umumnya adalah suatu lapisan tunggal sel-sel yang terbungkus rapat yang menutupi dan melindungi semua bagian muda tumbuhan, “kulit” tumbuhan tersebut Campbell et al., (2003). Hal ini sependapat dengan Sutrisna (2006) yang menyatakan bahwa jaringan pelindung atau epidermis berfungsi melindungi permukaan tumbuhan. Sesuai dengan fungsinya, jaringan epidermis tersusun atas sel–sel yang rapat dan menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan.

1.2.            Perbedaan Tanaman Monokotil dan Dikotil
Berdasarkan pengamatan pada akar kacang tanah (dikotil) terlihat xylem mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang dengan empulur yang kecil atau tanpa empulur, sedangkan pada batang jagung (monokotil) terlihat xylem dan floem letaknya berselang-seling. Pada tumbuhan dikotil memiliki kambium yang berada diantara floem dan xylem. Hal ini sependapat dengan Sutrisna (2006) yang menyatakan bahwa pada batang dikotil, antara xylem dan floem terdapat jaringan kambium, yang kemudian disebut kambium vaskuler. Dengan adanya kambium vaskuler, batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh membesar. Sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium. Hal ini sependapat dengan Irianto (2008) yang menyatakan bahwa batang monokotil umumnya tidak bercabang, tidak berkambium, dan beruas-ruas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.            Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum pengenalan jaringan tumbuhan dapat diketahui bahwa pada tanaman jagung (Zea mays) terlihat xylemfloem dan epidermis, sedangkan pada tanaman kacang (Arachis hipogea) dapat terlihat epidermis, korteks, perisikel, endodermis, floem dan xylem. Berdasarkan perbedaannya dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung (Zea mays) merupakan monokotil dan kacang tanah (Arachis hipogea) merupakan dikotil adalah pengaturan jaringan di dalam stele, kumpulan jaringan pembuluh, yang berbentuk suatu silinder dalam akar. Xylem dan floem juga bergantian didalam stele akar monokotil. Akan tetapi jaringan pembuluhnya mengelilingi suatu pusat dari sel-sel parenkim yang disebut empulur. Pada tumbuhan dikotil dan monokotil stele dikelilingi oleh endodermis, daerah paling dalam sel-sel korteks.
                                                                                                          
4.2.            Saran
Penulis mengajukan saran bahwa didalam melakukan praktikum harus mengefesiensikan waktu, ketepatan dan ketelitian dalam pengamatan. Penggunaan alat-alat yang digunakan dalam praktikum harus hati-hati karena terbatasnya peralatan.

DAFTAR PUSTAKA
Arisworo, D., Yusa, dan Nana Sutrisna. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Jilid 2. Grafindo Media Pratama: Jakarta.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Wasis dan Sugeng Yuli Iriyanto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Grasindo: Jakarta
Wasis dan Sugeng Yuli Iriyanto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Grasindo: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar