Sabtu, 23 Maret 2019

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KARBOHIDRAT


BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Fermentasi karbohidrat oleh kamir atau mikroba lain dapat menghasilkan CO2, alkohol, asam organik dan zat-zat organik lainnya.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Karbohidrat dapat dijumpai pada makanan seperti pengganti nasi yaitu roti, jagung, gandum, singkong,dan sebagainya. Bila kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dan asam lemak. Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat tidak dapat dihidrolisis dan merupakan suatu persenyawaan netral dan mudah larut dalam air, sukar larut dalam alkohol dan tidak larut dalam eter.
Tujuan dari praktikum karbohidrat adalah mengetahui sifat umum dan sifat khusus dari karbohidrat. Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengenal bentuk–bentuk reaksi dari larutan yang telah direaksikan dengan berbagai macam dan bahan yang mengandung karbohidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat berasal dari kata karbo yang artinya unsur karbon dan hidrat yang artinya air (H2O) dengan rumus kimia (CH2O)n. Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi yang utama. Sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat, maka karbohidratlah yang  merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1  seperti pada molekul air.
Karbohidrat berasal dari kata carbo yang berarti unsur karbon dan hidrat yang berarti air, hal ini menunjukkan bahwa unsur C mengikat molekul H2O dengan rumus kimia CH2O. Satu makromolekul karbohidrat adalah satu polimer alam yang dibangun oleh monomer monosakarida. Karbohidrat sering disebut dengan polisakarida (Hawab, 2003). Karbohidrat merupakan  turunan aldehida atau keton dari alkohol polihidroksil atau zat yang pada hidrolisis menghasilkan devirat  dan senyawa yang menyusunnya adalah monomer (Iswari, 2006).
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang utama bagi organisme hidup. Makanan yang kita makan terdapat sebagai polisakarida yang dibuat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis. Tumbuhan merupakan tempat gudang penyimpanan karbohidrat dalam bentuk amilum dan selulosa. Tumbuhan, hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat pada manusia karbohidrat merupakan sumber energi yaitu glikogen sebagai sumber tenaga dalam tubuh. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama yang dibentuk dari reaksi CO2  dan H2O. Secara eksperimen dapat dibuktikan bahwa rasio C : H : O adalah 1 : 2 : 1. Jadi rumus kimia karbohidrat lebih diyakini kebenarannya sekitar tahun 1880-an. Akan tetapi sampai saat ini belum dapat dibuktikan secara kimiawi bahwa unsur C dapat mengikat molekul H2O. Biomolekul karbohidrat adalah suatu makromolekul senyawa organic dengan BM beberapa ribu sampai 500.000. Akromolekul senyawa organic tersebut berkerangka rantai hidrokarbon (Hawab, 2003).

2.2.      Klasifikasi Karbohidrat
2.2.1.  Monosakarida
            Monosakarida berarti satu gula yang disebut gula sederhana. Monsakarida dapat beratom C3 sampai C7. Monosakarida sebagai senyawa ilmiah dapat dikristalkan, tidak berwarna, padat, larut dalam air, dan rasanya manis. Monosakarida dan karbohidrat, secara umum memiliki empat radikal atau gugus, yaitu gugus hidrogen, hidroksil, karbonil, dan aldehida (Hawab, 2003). Suatu monosakarida adalah baik suatu polihidroksi aldehida maupun suatu polihidroksi keton dengan rumus empiris total (CH2O)n. Monosakarida terbagi menjadi dua kelompok yaitu aldosa dan ketosa, tergantung pada sifat gugus fungsionalnya aldehid atau keton. Semua monosakarida kecuali dihidroksiaseton mengandung satu atau lebih atom karbon asimetrik (Martoharsono, 2006).

2.2.2.   Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang menghasilkan dua monosakarida apabila dihidrolisis. Karbohidrat merupakan gula yang dapat mereduksi berbagai pereaksi (Bintang, 2012) . Contoh dari karbohidrat ini adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa (Sumardjo, 2006). Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan monosakarida (Martoharsono, 2006). Oligosakarida menghasilkan dua sampai sepuluh unit monosakarida yang dapat dihidrolisis, seperti maltotriosa (Sastrohamidjojo, 2005).
                                   
2.2.3.   Polisakarida
Polisakarida menghasilkan lebih dari enam monosakarida pada hidrolisis. Contoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati dan dekstrin (Riswiyanto, 2009). Karbohidrat merupakan senyawa kimia organik yang molekul sederhananya mampu larut dalam air dan memiliki sifat mereduksi berbagai pereaksi (Iswari dan Yuniastuti, 2006).
Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata latin (sakarum = gula) dan merujuk pada rasa manis dari beberapa karbohidrat sederhana. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan yang lainnya lewat hidrolisis. Monosakarida dapat digolongkan berdasarkan  jumlah atom karbon yang ada (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa dan seterusnya) dan berdasarkan apakah gugus karbonil yang ada hanya sebagai aldehida (aldosa) atau sebagai keton (ketosa) yang memiliki gugus OH bebas sehingga monosakarida mudah larut dalam air. Monosakarida yang juga disebut gula sederhana (simple sugars) adalah sakarida yang tidak dapat dihidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat komplek dalam proses pencernaan. Dan merupakan bentuk gula yang biasanya terdapat dalam peredaran darah. Fruktosa (levulosa, gula asal buah-buahan) merupakan gula paling manis jika dibandingkan dengan glukosa dan galaktosa. Glukosa, fruktosa, laktosa, sirup dan madu  dapat mereduksi dengan  Fehling A dan B. Karbohidrat berubah warna menjadi warna merah bata dan terjadi endapan apabila ditambah dengan pereaksi Benedict. Karbohidrat apabila ditambah dengan Asam Pikrat akan berubah warna merah. Disakarida adalah dua monosakarida ditautkan oleh ikatan glikosidik antara karbon anomerik dari satu unit monosakarida dan gugus hidroksil dari unit lainnya. Polisakarida mengandung banyak monosakarida yang berhubungan dan beragam panjang rantai serta bobot molekulnya. Unit monosakarida dapat berhubungan secara linear, atau rantainya dapat bercabang (Hart, 2003).
 BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Kimia Dasar dengan materi Analisis Kuantitatif dan Karbohidrat dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 06 Oktober 2013 pukul 13.00-15.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1       Materi
Alat yang digunakan pada praktikum karbohidrat antara lain tabung reaksi sebagai tempat larutan, pipet tetes untuk meneteskan  larutan dalam jumlah kecil, rak tabung reaksi sebagai tempat tabung reaksi, bunsen untuk memanaskan tabung reaksi, penjepit untuk menjepit tabung reaksi, gelas beker 250 ml untuk tempat larutan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah dari glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa, fruktosa, kanji, madu, sirup, Fehling A, Fehling B, aquades, pereaksi Benedict, Natrium Karbonat, Natrium Hidroksida dan Asam Pikrat.

3.2.1.   Uji kelarutan
Metode yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan adalah menyiapkan delapan tabung reaksi, memasukkan berturut-turut glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, maltosa, madu, sirup dan amilum  sebanyak 10 tetes, mencatat warna dan bentuk fisik karbohidrat tersebut. menambahkan 5 tetes aquades ke setiap tabung reaksi, lalu menggojog dengan baik, membandingkan kelarutan masing-masing karbohidrat dan mencatat pada lembar pengamatan.

3.2.2.   Uji fehling
Metode yang digunakan dalam praktikum uji fehling adalah menyiapkan delapan tabung reaksi, mengisi tabung reaksi dengan larutan laktosa, sukrosa, glukosa, fruktosa, maltosa, madu, kanji dan sirup. Mengisi masing-masing tabung reaksi  dengan 5 tetes Fehling A dan 5 tetes Fehling B selanjutmya menggojog dengan baik. Panaskan di atas lampu bunsen selama 10 menit sampai timbul gelembung, mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi dalam lembar pengamatan. Hasil positif jika terbentuk endapan merah bata.

3.2.3.  Uji benedict
Metode yang digunakan dalam praktikum uji benedict adalah menyiapkan delapan tabung reaksi dan memasukkan 10 tetes glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sirup, kanji dan madu ke dalam tabung reaksi. Menambahkan 5 tetes pereaksi Benedict, menutup tabung dengan ibu jari kemudian menggojog dengan baik. Memanaskan tabung reaksi dengan bunsen hingga larutan didalamnya mengalami perubahan warna. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

3.2.4.   Uji asam pikrat
Metode yang digunakan dalam praktikum uji asam pikrat adalah menyiapkan delapan tabung reaksi, mengisikan masing-masing tabung reaksi dengan 10 tetes larutan glukosa, fruktosa, laktosa, kanji, madu, sirup, sukrosa dan maltosa. Menambahkan larutan Asam Pikrat jenuh dan Sodium Karbonat. Memanaskan beberapa saat larutan tersebut dan mengamati perubahan warna yang terjadi. Reaksi akan positif apabila terbentuk warna merah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Uji Kelarutan
Berdasarkan praktikum Uji Kelarutan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan
Sampel
Warna
Bentuk
Keterangan
Glukosa
Putih bening
Cair
Larut
Fruktosa
Kuning bening
Cair
Larut
Madu
Putih kehijauan
Kental
Larut
Laktosa
Putih keruh
Cair
Larut
Maltosa
Putih bening
Cair
Larut
Sirup
Merah muda
Cair
Larut
Sukrosa
Putih kekuningan
Cair
Larut
Kanji
Putih bening
Cair
Larut
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2013.
Berdasarkan  praktikum di atas di dapatkan hasil bahwa larutan Glukosa dan Fruktosa termasuk monosakarida karena warnanya bening, bentuknya cair, dan tidak mengendap ketika di uji dengan melarutkannya pada aquades. Hal ini sesuai dengan pendapat Hart (2003) yang menyatakan bahwa monosakarida dapat larut dalam air. Larutan karbohidrat yang diujikan seperti glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa larut dalam air, karena memiliki gugus -OH yang bebas sehingga karbohidrat mudah larut dalam air. Pada saat sampel dicampur dengan air atau aquades, hampir semuanya larut dalam air kecuali fruktosa. Hal ini sesuai dengan pendapat Kutchel dan Ralston (2006) yang menyatakan bahwa karbohidrat mengandung C, H, dan O yang dianalisis mempunyai rumus (CH2O)n yaitu senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh molekul air. Hal ini didukung oleh pendapat Raymond Chang (2005) menyatakan bahwa fruktosa dapat larut dalam air seperti halnya sukrosa, fruktosa, laktosa, maltosa, glukosa.

4.2.      Uji Fehling
Berdasarkan praktikum Uji Fehling diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Fehling
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan perubahan warna
Glukosa
+
Merah bata
Fruktosa
+
Merah bata
Laktosa
+
Merah bata
Maltosa
+
Merah bata
Sukrosa
-
Kuning kehijauan
Sirup
+
Merah bata
Madu
+
Merah bata
Kanji
-
Biru hijau
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum sampel apabila ditambah dengan fehling A dan fehling B akan terjadi perubahan warna saat dipanaskan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hawab (2003) yang menyatakan bahwa semua monosakarida dan disakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling. Sedangkan percobaan untuk perubahan warna yang terjadi adalah pada glukosa dan fruktosa menjadi merah bata, laktosa merah  bata, maltosa merah bata, serta pada sirup dan madu berwarna merah bata. Pada sukrosa, berwarna  kuning kehijauan dikarenakan pada uji ini belum terlarut sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2006) yang menyatakan bahwa pereaksi Fehling ditambah karbohidrat pereduksi, kemudian dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru → hijau → kuning → kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Bintang (2012) yang menyatakan bahwa uji positif adanya gula pereduksi ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata atau orange. Semua sampel pada uji ini positif kecuali sukrosa, karena sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling. Hal ini sesuai dengan pendapat Iswari dan Astuti (2006) yang menyatakan bahwa sukrosa tidak mempunyai sifat mereduksi sama sekali, karena gugus pereduksi kedua satuan itu ikat mengikat.

4.3.            Uji Benedict
Berdasarkan praktikum Uji benedict diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Benedict
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
Glukosa
+
Merah bata
Fruktosa
+
Merah bata
Laktosa
+
Merah bata
Maltosa
+
Merah bata
Sukrosa
+
Merah bata
Sirup
+
Merah bata
Madu
+
Merah bata
Kanji
-
Biru
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil praktikum pada uji Benedict terhadap berbagai sampel karbohidrat, terjadi reaksi positif terhadap pereaksi Benedict pada sampel glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, madu dan sirup. Semua sampel mengalami perubahan warna dan terdapat endapan. Hasil pengamatan ini sesuai dengan pendapat Bintang (2012) yang menyatakan bahwa pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang merupakan suatu endapan. Hasil pengamatan ini sesuai pula dengan pendapat Sumardjo (2006) yang menyatakan bahwa pemanasan karbohidrat dengan pereaksi Benedict akan terjadi perubahan warna dari biru→ hijau→kuning→kemerah-merahan dan terbentuknya endapan merah bata.

4.3.            Uji Asam Pikrat
Berdasarkan praktikum Uji Asam Pikrat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Pengamatan Uji Asam Pikrat
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan perubahan warna
Glukosa
+
Merah bata
Fruktosa
+
Merah bata
Laktosa
+
Merah bata
Maltosa
+
Merah bata
Sukrosa
-
Kuning
Sirup
+
Merah bata
Madu
+
Merah bata
Kanji
+
Merah bata
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2013.
Berdasarkan hasil percobaan, sampel menunjukkan reaksi positif dengan adanya perubahan warna yang terjadi berkisar antara kuning dan merah bata.Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2006) yang menyatakan bahwa reaksi yang terjadi pada uji ini adalah oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam onat dan reduksi asam pikrat yang berwarna kuning menjadi asam pikramat yang berwarna merah bata. Hal  ini didukung dengan oleh pendapat Riswiyanto (2009) yang menyatakan bahwa larutan karbohidrat jika pereduksi ditambahkan dengan asam pikrat, maka setelah dipanaskan akan terjadi perubahan warna kuning menjadi merah bata.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.            Simpulan
Berdasarkan praktikum karbohidrat dapat disimpulkan bahwa karbohidrat mempunyai sifat umum yaitu mudah larut dalam air, tetapi sukar larut dalam alkohol dan tidak larut dalam eter.  Uji fehling semua sampel membentuk endapan merah bata. uji benedict semua sampel membentuk endapan merah bata kanji dan sukrosa. Pada uji fehling, benedict dan asam pikrat semua sampel bereaksi positif kecuali kanji dan sukrosa. Uji fehling positif apabila terbentuk endapan merah bata atau orange uji benedict positif apabila terjadi perubahan warna dan terdapat endapan. Uji asam pikrat positif apabila sampel terjadi perubahan warna yang terjadi berkisar antara kuning dan merah bata.
5.2.            Saran
Saran yang dapat di sampaikan adalah agar praktikan lebih teliti saat melakukan percobaan harus sesuai dengan prosedur agar hasil percobaan yang dilakukan memperoleh hasil yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Bintang M. 2012. Biokimia Teknik Penelitian . Erlangga, Jakarta.

Haroid,Hart. 2003. Kimia Organik SuatuKuliah Singkat. Erlangga, Jakarta.

Hart, H., L.E. Craine dan D.J. Hart. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga, Jakarta.

Hawab.H.M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayu Media, Jawa Timur.

Iswari .R.S. 2006. Biokimia. Graha Ilmu,Yogyakarta.

Iswari R.S dan A Yuniastuti. 2006. Biokimia .Graha Ilmu,Yogyakarta.

Kuchel, P. W. dan Gregory, B. Ralston. 2006. Schaum’s easy outlines: Biokimia edisi kedua. Erlangga, Jakarta.

Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia I. Gajah Mada University
Press,Yogyakarta.

Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Riswiyanto. 2009. Biokimia. Graha Ilmu, Jakarta.

Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

Sumardjo,D. 2006. Pengantar Kimia. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

 JANDIAJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar